Guru kelas rendah

Guru Kelas Rendah

Posted on

Di dalam suatu pendidikan Sekolah Dasar (SD), dibedakan menjadi 2 kategori kelas, yakni guru kelas rendah dan guru kelas tinggi.

  • Guru kelas rendah, dimulai dari kelas 1, 2, dan 3
  • Guru kelas tinggi, dimulai dari kelas 4, 5, dan 6

Antara masing-masing kategori kelas tersebut, tak serta-merta sama. Input, process, hingga output yang dihasilkan bisa jadi berbeda, bahkan 180 derajat.

Hal ini dikarenakan untuk setiap masing-masing kategori kelas memiliki skema pembelajaran tersendiri. Ada beberapa titik fokus yang tidak dapat disamaratakan begitu saja secara kasat mata.

Ini menjadi peran penting bagi tanggung jawab guru, bagaimana agar guru dapat meng-handle peserta didik dengan beragam cara yang kreatif, inovatif, dan unik.

Pengertian Guru Kelas Rendah

Guru kelas rendah

Guru kelas rendah adalah guru yang diamanahi tanggung jawab untuk membantu memberikan pendidikan pada peserta didik di kelas 1, 2, dan 3, yang biasanya didominasi oleh usia rata-rata 6 hingga 9 tahun.

Karakteristik paling jelas pada kelas rendah ini ialah rentangan anak usia dini.

Tahukah kamu? Kelas rendah (contohnya kelas 1 SD) merupakan pintu gerbang siswa dalam memasuki dunia pendidikan formal.

Dikatakan jika kelas rendah merupakan suatu “pintu gerbang”. Menjadi penting apabila guru salah bertindak atau mendidik saat kelas 1, memungkinkan berdampak pada kegagalan siswa, hingga berpengaruh pada kemajuan siswa yang selanjutnya.

Pada rentang anak usia kelas rendah, biasanya anak akan menunjukkan perilaku belajar seperti:

  • Memandang dunia secara objektif, bergeser dari 1 aspek situasi ke aspek yang lain secara reflektif dan memandang unsurnya secara serentak
  • Mulai berusaha berpikir secara operasional
  • Menggunakan cara berpikir operasional dalam mengklasifikasikan benda-benda
  • Membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan dari sebab akibat
  • Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebat, luas, dan berat

Guna menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang paling utama harus dipahami oleh guru ialah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru harus mampu menjadi seorang pembimbing, fasilitator, narasumber, ataupun pemberi informasi yang baik.

Terlebih, proses belajar secara umum tak hanya sekadar menghapal konsep atau fakta belaka saja, melainkan kegiatan dalam menghubungkan konsep untuk menghasilkan pemahaman dengan baik dan utuh. Sehingga, ini bisa menimbulkan konsep yang dipelajari menjadi mudah dipahami dan tidak mudah untuk dilupakan.

Peran Serta Keluarga Penting dalam Proses Pendidikan Anak Usia Dini

Keluarga

Tidak hanya Guru kelas rendah yang memainkan peranan penting di dalam proses pendidikan kelas rendah, melainkan orang tua memiliki tanggung jawab yang sama besar, atau malah bahkan lebih besar dibandingkan dengan guru.

Hal yang mudah dapat diaplikasikan atau diimplementasikan ialah dengan ikut serta mencontohkan peran serta keluarga semasa di rumah.

Bahkan, beberapa contoh yang dapat dikembangkan oleh Guru kelas rendah maupun orang tua seperti:

  • Etika dan sopan santun di rumah terhadap orang tua
  • Belajar dan mengasah kemampuan berpikir saat di sekolah
  • Bersosialisasi dan interaksi terhadap masyarakat di lingkungan sekitar

Banyak hal yang dapat dilakukan seperti melalui kegiatan bernyanyi, membaca, menggambar, membilang, hingga ritme yang dibungkus dalam sebuah permainan untuk mengasah pengembangan pola pikirnya.

Perlunya “Genjotan” Minat Baca di Kelas Rendah

Membaca

Seperti yang kita ketahui, minat baca orang atau masyarakat Indonesia itu bukan rendah, melainkan sangat rendah!

Hal ini dibuktikan dalam fakta, bahwasannya UNESCO menyebutkan Indonesia berada di urutan kedua dari bawah mengenai literasi dunia. Menurut UNESCO, minat baca masyarakat Iindonesia hanya 0,001% saja.

Apa artinya? Dari 1.000 orang Indonesia, hanya ada 1 orang saja yang rajin membaca. Sungguh fakta yang sangat mencengangkan dan menyakitkan.

Adanya riset atau penelitian inilah, perlunya genjotan minat baca dimulai dari usia dini, salah satunya melalui kelas rendah.

Bukan tidak mungkin membangun knowledge yang baik dimulai dari kelas rendah. Hal ini dibuktikan dalam penelitian salah satu terkait Guru kelas rendah, yang terbit di Jurnal Penelitian Pendidikan LPPM Universitas Pendidikan Indonesia di tahun 2017.

  • Latar belakang penelitian ialah realita masih memprihatinkannya minat baca dan kemampuan baca di peserta didik kelas rendah jenjang Sekolah Dasar (SD)
  • Solusi melalui “reading corner” atau sudut baca
  • Subjek penelitian yang dilakukan pada seluruh peserta didik kelas 3A SD Negeri 7 Ciamis tahun pelajaran 2016 / 2017 sebanyak 28 peserta didik
  • Konklusi menyebutkan kemampuan membaca peserta didik meningkat dengan rincian:
    • Nilai rata-rata 61,4 pada tes pra-PTK
    • Nilai rata-rata 73,2 pada tes PTK siklus I
    • Nilai rata-rata 82,1 pada tes PTK siklus II

Paling penting, perlu diingat bahwasannya masing-masing orang, terutama peserta didik tentu memiliki karakteristiknya masing-masing atau caranya tersendiri dalam proses belajar.

Guru kelas rendah dapat mengoptimalkan peranannya dalam pendidikan alias pembelajaran dengan output atau hasil yang ingin dicapai, walau mungkin dengan proses masing-masing individu peserta didik berbeda, dikarenakan karakter peserta didik yang berbeda pula.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *